Tuesday, February 24, 2009

Cara Tuhan Berkarya

Melihat keluar jendela dari sebuah kendaraan besar beroda 6 (mungkin lebih) dalam perjalanan menuju tempat aku mencari ilmu, walaupun tak begitu banyak ilmu yang aku dapat dari tempat ini, karawaci. :) Kulihat jam digital yang terpampang disebelah televisi 18inch yang digantung tepat di tengah atas kendaraan "megatron" ini. Pukul 18:01 hari ini. Sekejap aku menarik bibirku menyamping ke kanan dan kiri secara bersamaan. Dan mengangkat alis. "pulang kantor bok, pasti macet." Aku memasang kuda-kuda untuk melanjutkan bacaan ku yang tak kunjung selesai ini "Blakanis" by Arswendo Atmowiloto.

Tak kurang dari 5 menit, kepala ini ingin pecah. Kututup buku dan kuambil si ungu kecil agar aku bisa mendengarnya bernyanyi ditelingaku, hanya ditelingaku, ipod. Aku mulai belajar menikmati hiruk pikuk kota penuh kisah ini di waktu manusia-manusia kembali ke rumah. Padat. Kata itu yang bisa menjabarkan semua yang kulihat tadi. Banyak sekali manusia! Aku tak tau jika memang selalu sebanyak ini.

Aku melihat satu sosok ibu setengah baya, dengan berjuta keribut yang mulai jelas terlihat, konde dirambutnya terlihat enggan lepas walau tanpa ikat rambut, rambut yang mulai putih dibagian atas dekat akar rambut, dan coklat di bagian ujung karena (dulu) pernah di cat. Perempuan yang menarik perhatianku ini sedang berjalan dengan seorang anak perempuan, yang mungkin anaknya, dan membawa sebuah kantong besar terbuat dari karung berwarna putih, yang diletakkan tepat diatas tulang tengkorang yang mulai rapuh karena termakan usia itu.

Sejenak aku melayang dengan pikiran semuku. Pernahkah kamu berangan seolah-olah kamu menjadi orang lain? Jika pernah, itu yang aku rasakan tadi. Siapa ibu itu? Mau kemana dia dengan membawa beban seberat itu di kepalanya? Suami dimana? Kerja sebagai apa? Keluarga sudah makan atau belum hari ini? Encok kambuh atau tidak? Penyakit gula? Darah tinggi? Atau apaa? Seperti apa? Sudah kedokter? Saat ini punya uang berapa? Cukup atau tidak?

Banyak pertanyaan datang seperti menghujaniku disore tadi. Jalanan depan gedung parlemen negeri ini hectic sekali yaaa. Walaupun padat, namun alhamdulillah, masih tetap merayap. Aku tak lagi melihat sosok perempuan itu, bahkan bayangannya.

Kemudian kembali aku melihat dua orang perempuan muda yang bisa diperkirakan umurnya 25 tahun, sedang membeli jajanan seperti tahu, tempe, pisang, yang semuanya digoreng. Maksudku, gorengan. ;p Mereka terlihat bahagia, tertawa lepas, sangat lepas. Dengan pakaian layaknya manusia pekerja dengan gaji rata-rata 800 ribu - 2 juta per bulan. Yaa seperti itulah. Perempuan 1 berambut sepinggang diikat. Perempuan 2 berambut sebahu, saja. Dari pakaian nya aku pikir mereka penjaga toko, atau apa lah aku tak tau. Kemeja putih yang terlihat murah (subjektif), dan rok se-lutut yang juga terlihat murah (subjektif). Sepertinya mereka sedang menunggu kendaraan umum untuk pulang kerumah.

Untuk kesekian kalinya dalam hidup ku, pikiran ku melayang. Siapa dua perempuan ini? Apa pekerjaan mereka? Pulang kemana? Apa yang sedang mereka tertawakan? Apakah mereka pernah mengeluh dengan kehidupan mereka? Apa mereka puas dengan apa yang mereka miliki? Aku ingin tau semua. Semua. Semuanya.

Ditelinga aku dengar suara indah milik Indie Arie, bernyayi The Heart Of The Matter. Lagu ini selalu membuat ku tersenyum, tiba-tiba. Dan tiba-tiba saja, aku tersenyum. Saat itu aku merasa sangat bersyukur dengan apa yang Allah berikan untukku. Keluarga. Teman. Teman dekat (aku tak berani lagi bermain dengan kata sahabat). Karier. Kuliah. Cinta. Pikiran. Perasaan. Kegiatan. Rejeki. Au bersyukur sekali. Dan aku pikir dan aku rasa, aku belum pernah merasa se-syukur ini atas apa yang kumiliki. Memang cara tuhan berkarya sungguh indah, sungguh luar biasa. Selama ini aku belum pernah melihat ke"bawah" dari hati. Ingat, dari hati. Dan sekarang aku telah mencobanya. Dan ini terasa sangat indah. Ingat, sangat indah. :)

Bagaimana dengan kamu?

Monday, February 23, 2009

Dua Jadi Satu

Pernah anda berfikir, mengenai seseorang yang sengaja membuat ke-ria-an untuk mengelabuhi realitas? Mengenai seseorang yang berlindung diatas keindahan demi sembunyi dari kemunafikan? Mengenai seseorang yang memakai jubah putih demi menutupi kemeja hitam? Siapapun manusianya saya kurang berani menyebutkan secara frontal. Jadi yang dirasa saja. ;)

Bagi anda yang sudah pernah, coba ingat-ingat kembali dan bergabung dengan saya. Dan bagi anda yang belum, sekarang coba bergabung dengan pikiran kami (saya dan yang sudah pernah) disini.

Tak ada yang tau isi hati manusia, selain manusia itu sendiri, dengan tuhan tentunya. Entah apa yang terbesit di benak manusia-manusia ini hingga sengaja bermain-main dengan kebohongan. Ingin dilihat sempurna di mata sebagian orang. Ingin dirasa bersih di hati sebagian orang. Haha! sebenarnya kasihan mereka. Terkurung oleh perbuatan. Kurang dari 1 menit saya akan berbagi cerita mengenai seseorang. Dalam kisah ini, tidak ada kata cinta. (Thank god..) -_-

Seorang perempuan cantik bernama Kezia tengah mencari jati diri. Masuk ke dalam dunia kampus membuatnya semakin merasa tak ada arah, tak ada tempat untuk bertopang. Tahun pertama perempuan ini tak jelas berwujud seperti apa. Entah berkawan dengan siapa. Bahkan nampak pun tidak. Masuk di pertengahan tahun kedua perempuan pendiam ini terbang dalam dunia tanpa batas ini, dunia dimana idealisme hanya bisa dilakukan disini. 1,2,3, hingga di akhir tahun ini, Key, begitu ia kerap disapa, memiliki beberapa teman dekat, dan dia mulai terlihat. Revolusi besar-besar pun dia lakukan. Grand Launching. Press Conference. Opening. Semua. Sekejap saja ulat buruk rupa itu ber-metamorphosis menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Tak ada yang tidak menyukainya. Lebih dari satu tahun Key menjalani hidup sebagai Ratu Sejagad, sebagai pribadi yang sangat menyenangkan.

Melly. Seekor kupu-kupu yang lebih cantik dari kupu-kupu yang saya sebutkan tadi, dan lebih lama terbang ini, kembali bermain di udara setelah lama menghilang. Hubungan Melly dan Key sangat baik. Key benci. Semua orang lebih sayang Melly. Key benci. Semua orang lebih kagum Melly. Key benci. Semua orang lebih butuh Melly. Key benci. (Karena sebenarnya memang Melly lebih menyenangkan..)

Key lenyap dalam sekejap. Key benci. Key mulai dengan strategi bawah alam sadarnya. Mencari sekerumunan orang yang mengaguminya, tanpa Melly, mencari kesalahan Melly, hingga tak ada lagi yang peduli dengan keberadaan Melly. Key berhasil! Karakter Melly terbunuh dengan cara yang sedikit tidak wajar. Mati karena Key. Dan Key pun bisa bahagia. Tapi Key, Melly juga belum sepenuhnya mati. Suatu saat dia akan kembali terbang dengan sayap-sayap indahnya meracuni alam mu..

Dalam cerita ini Key adalah tokoh utama. Melly juga tokoh utama. Key dan Melly adalah satu manusia namun dalam dua kepribadian yang berbeda.

Pernah bertemu dengan manusia-manusia ini? Belum? Lebih baik jangan. Menghindar. Karena itu sangat menyita waktu saya karena memikirkannya. Tak kurang dari 3 tahun saya terpenjara oleh manusia serupa. Dan sekarang, masa tahanan saya pun telah berakhir. Saya kembali terbang dengan sayap-sayap indah yang saya miliki meracuni alam mu..


*Kelly.


(red) is quite inspi-(red)

Pertama yang hadir di benak setelah melihat merah, adalah, marah. Tapi sebenarnya apa merah itu benar-benar marah? Bagi saya tidak.

Warna yang sering di definisikan oleh banyak manusia ini adalah sebagai warna cerminan jiwa pemberontak (menurut saya). ??? Beberapa penggal kalimat tanya menghiasi permukaan otak saya dan terasa seperti lumut, yang tiba-tiba saja berkembang biak tanpa moral.

Mengapa? Menurut saya, merah itu bukan marah, tapi meriah. Semangat yang ada di dalamnya membuat saya merasa bangkit (lagi) dari tidur panjang (subjektif) saya. Merah adalah inspirator. Merah adalah kontributor. Merah adalah Motivator. Bagi saya.

Saya memiliki satu buah buku kecil, yang secara sengaja berwarna merah. Jika anda membukanya di halaman pertama, maka anda akan tau siapa saya. Dan jika anda lanjutkan pada halaman kedua, anda akan lebih tau siapa saya. Semua temanpun tau akan keberadaan buku (pintar) milik saya ini. Dan saya yakin, entah dari mana keyakinan saya dapat menjalar hingga sampai disini, mereka akan mencarinya hingga ke ujung dunia. Ujung dunia? Tidak berlebihan? Saya rasa (bukan saya pikir) tidak, karena disini saya sedang membicarakan subjektifitas, sebenarnya.

Jika seorang manusia bertanya kepada saya, "Ayumi, warna apa yang kamu suka..?". Saya akan tetap menjawab, warna coklat. hahaha! itulah salah satu alasan mengapa judul dari tulisan saya ini, "(red) is quite inspi-(red)".




Sunday, February 22, 2009

Tanda Seru atau Tanda Tanya



Cahaya datang dengan berbagai warna datang dari berbagai arah menyilaukan mata. Jutaan orang mengelu-elukan nama. Alunan musik orkestra mulai terdengar di telinga. Himpitan tanggung jawab menghampiri. Panggung megah berada tepat di bawah kaki ini. Gaun indah dan mahal (subjektif) terpajang diraga. Pandangan-pandangan tak pernah luput terhadap saya. Senyum terus mengalir. Tawa enggan berhenti. Saya terbang tinggi, tinggi sekali sepertinya. Akan tetapi kali ini saya terbang dengan sayap (tidak seperti dulu), yang mungkin jumlahnya jutaan.

Sebenarnya saya tahu apa yang seharusnya saya lakukan, namun jika sebentar saja saya butuh waktu untuk menikmati ini semua, tidak boleh? ;)

Saya tundukkan kepala ini, terkadang saya bertanya, untuk apa sebenarnya saya menundukkan kepala. Saya pikir (bukan saya rasa) tidak ada yang perlu dipermalukan dalam diri saya, kan? Saya ayun perlahan langkah ini menuju tengah panggung. 1 langkah, 2 langkah, 3 langkah, dan hingga tepat berada di tengah. Saya lihat disekeliling saya jutaan mata memandang dengan penuh harapan. Apa ini juga tanggung jawab saya untuk menjadikan harapan mereka nyata? Alunan orkestra Dian HP mulai terdengar. Dentuman drum. Gesekan biola. Indahnya nada piano. Petikan gitar. Semua, semakin terdengar jelas mengalunkan Intro sebuah lagu indah ciptaan....saya... Apa? Saya? Tersadar dengan dua kata terakhir, dan akupun, bernyanyi..

Semua huruf diatas adalah mimpi saya. Mungkin saat ini sudah bisa dibilang, obsesi. Obsesi membentuk harapan manusia lain. Obsesi dikenal baik manusia lain. Dan yang paling membuat saya malu (gengsi tepatnya), obsesi menjadi seorang penyanyi. -_-


Somebody, STOP ME!
or
Somebody, STOP ME?

Kapan Logika dan Emosi Dapat Saling Bertautan?

Logika. Emosi.


Dua kata "indah" yang dapat saling merusak satu sama lain. Terkadang saya tak tau bagaimana cara mengaplikasikan dua kata itu secara bijak. Disaat saya sedang memilih logika untuk bermain dalam pikiran saya, entah dimana saya bisa mencari Emosi yang ada dalam hati saya, dan begitupun sebaliknya. Ini gila..! Benar-benar tidak bisa disatukan. Ini seperti mata uang kertas pula (selain rectoverso :)), sisi depan dan sisi belakangnya, atau sisi belakang dan sisi depannya tidak akan pernah bertemu.

Saya tidak ingin menyakiti manusia lain dengan terlalu bermain dengan logika untuk penyelesaian masalah. Tapi saya juga tak ingin disakiti manusia lain karena terlalu bermain dengan emosi atau perasaan saya. Disaat dalam hati saya berkata, "Ayumi, sekarang saat nya kamu menggabungkan keduanya, bisa, pasti bisa..". Tapi entah mengapa, tetap saja tidak berhasil, yang terjadi justru saya hilang kendali dan sesaat semua terlihat gelap, dan saya kembali terjatuh, sakit..

Logika atau Pikiran.
Logika berasal dari kata Yunani Kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.

Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan. Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.


Kegunaan Logika :
  1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
  2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
  3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
  4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
  5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
  6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
  7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
  8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis dan analitis sebagaimana tersebut point 1 maka akan meningkatkan citra diri seseorang.


Emosi atau Perasaan.
Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.

Kata "emosi" diturunkan dari kata Bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari Bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. "Motivasi" juga diturunkan dari movere.

Kata perasaan memiliki beberapa definisi yang mungkin. Kata ini pertama digunakan dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan sensasi fisik sentuhan melalui pengalaman atau persepsi. Kata ini juga digunakan untuk menjelaskan sensasi fisik jauh dari sentuhan seperti "perasaan kehangata". Dalam psikologi kata ini sering diartikan untuk pengalaman subjektif dasar mengenai emosi. Fenomenologi dan heterofenomenologi adalah pendekatan filosofikal yang menyediakan dasar untuk pengetahuan mengenai perasaan. Banyak sekolah psikoterapi yang bergantung pada terapis memperoleh sejenis kesepahaman perasaan klien, dimana metodologi berlaku. Beberapa teori hubungan antarpribadi juga memiliki peran dalam perasaan berbagi atau kesepahaman satu sama lain.

Persepsi dunia fisik tidak menghasilkan dalam reaksi universal diantara penerimanya (lihat emosi), tapi bergantung pada keinginan seseorang untuk menangani situasi, bagaimana situasi ini berhubungan dengan pengalaman masa lalu penerima, dan sejumlah faktor lain. Perasaan juga dikenal sebagai keadaan sadar, seperti yang dihasilkan dari emosi, sentimen atau keinginan.


Kedua pilihan diatas sepertinya tidak bisa dipisahkan secara nyata, perbedaan diantara keduanya sangatlah tipis hingga kadang saya tidak menyadarinya. Perbedaan keduanya mungkin bisa juga terlihat pada kehidupan sehari-hari yang biasanya dialami oleh dua makhluk ciptaan Tuhan bernama manusia, laki-laki dan perempuan.

Laki-Laki.

Laki-laki menggunaan pikirannya lebih dominan dalam menentukan sikap atau pilihan, segala sesuatu dipikir secara logika. Semua kemungkinan, "jika begini…jika begitu…, trus nanti gimana…", dll, masalah sejauh mana penggunaan pikiran untuk menentukan keputusan juga bermacam-macam dan bervariasi untuk tiap-tiap orang. Hal psotiff dari pola pikir ini adalah pertimbangan yag logis lebih bisa diterima dengan alasan-alasan yang masuk akal, sedangkan hal negatifnya, memebutuhkan waktu yang tidak sedikit, dan apabila mendesak cenderung berani mengambil keputusan walaupun beresiko.

Perempuan.

Saya Perempuan. Dan saya lebih menggunakan perasaan dan emosi saya lebih dominan dari pada pikiran dalam menentukan sikap atau pilihannya. walaupun ada saat dimana pikiran saya lebih dominan daripada perasaannya. Nilai positifnya, cara berfikir saya, perempuan, ini sedikit kemunginan untuk menyakiti hati orang lain. Namun pada kenyataannya, tidak semua laki-laki dan perempuan seperti yang saya tulis diatas, pengecualian hanya sebagian kecil dari populasinya.

Hidup manusia sangatlah ditentukan oleh dua kta sakral yang dari tadi saya sebut-sebutkan, Logika (pikiran) dan Emosi (perasaan), yang selalu menjadi penghuni batin terdalam. Benturan keduanya hanya akan menghasilkan kericuhan dalam semua aspek hidup, khususnya masalah. Cara yang paling (cukup) bijak dalam menjalaninya mungkin dengan menyatukan keduanya dalam satu ikatan batin yang konsisten dan utuh.

Batin terdalam manusia yang bisa menyediakan surga khusus untuk logika dan emosinya sendiri, hmm kalo sudah menggabungkannya saya rasa saya yakin saya bisa menyambut setiap proses hidup dengan nilai-nilai kehidupan yang penuh rasa lega, dan syukur..

Hmm, caranya memang harus bermain terus menerus dengan dua kata ini, mungkin bisa dibilang, tanpa henti. Hehe. Sebenarnya simple saja, tujuan utama pembicaraan ini adalah bagaimana untuk menyatukan dua hal berbeda ini kan? Yaa, untuk bisa menyatukan pikiran dan perasaan kedalam satu energi positif yang dibungkus rapi dengan energi keyakinan. Namun entah mengapa seringkali ketidakselarasan antara mereka membuat saya menjadi korban dari batin saya sendiri, mereka seolah-olah terus berada di dalamnya dan berjalan tanpa arah, dalam keraguan yang tidak percaya lagi dengan kehebatan naluri diri.

Pikiran dan perasaan akan selalu berkonfik sampai kapanpun tanpa membuahkan berlian, jika saya tidak mau menyeimbangkan di batin terdalam saya. Pikiran ini harus dirubah. Dan perasaan ini juga harus dirubah. Saya harus berubah...!


Saturday, February 21, 2009

Why are people fake as hell?

For most people, it is in their nature to seek acceptance and approval from others. Because of this, they tend to embellish on the truth to seek a more favorable opinion of themselves from others.

We are what we are. I don’t see any point in making illusions. Even if it did make other people like you more, they’re liking a ‘fake you,’ which is more sad then having people dislike the real you.

I am who I am, and if people don’t like it, that’s their problem. I’d rather lose to the truth than win with a lie.



Anyway, I have three answers (though any non-repeating combination of these answers would work as well, so I guess that makes seven answers).

1. You see the grass as always greener. No matter how large an impact your life may have, you want that impact to be larger. Even doctors wish they were cooler and more important than they actually are.

2. You want people to like you. You’re so desperately concerned about your public personal that you’ll lie to improve it. “Of course, Ayumi, I LOVE hiking! I certainly don’t consider it arduous and unavailing! Let’s go this weekend!”

3. You’re human. People are fake. Deal.


A fake person is someone who is not genuine and will do whatever it takes to make them-self look good. They will take credit for other’s work or down play the good of others to illuminate oneself.
Fake people take part in hipocrisy, lies, and will turn on friendship the moment it no longer is a benefit for them. They will change thier personality to fit in to a certain group.

1.They are a bunch of fake people, after all the money I loaned them, not one of them could pay me back when I needed it.

2. Groupies are fake people, the moment they know a man had money all of a sudden they think he’s sexy.


Top 20 Fake People :

20. Joe Bloggs

This is the British version of John Doe and it has the word “blog” in it, so it’s as good a place to start as any.

19. John Doe

Hey, John Doe. We were just talking about you. How’s your sister/wife Jane? PS: You killed so many people in the movie Seven! How many exactly? Spoiler! Not seven!

18. John Q. Public

This has more of an average-American connotation than John Doe… which more often than not connotes dead-or-missing-guy.

17. Ola Nordman (or Erika Musterman, in Germany)

Other countries… they’re just like us! (Only their average guys have different names!)

16. Tommy Atkins

You’re right, Brits… your average army-man needs his own average-sounding name! It’s no wonder you won all those World Wars on your own. Oh, wait. JK… (The “Rowling” is implied.)

15. Israeli Israeli

This guy is distant cousins with Brooklyn Brooklyn and someday hopes to share a condo with Boca Raton Boca Raton.

14. Walter Plinge

Okay, now we get into actually interesting people. This is what happens when a British actor doesn’t want to be credited in the program(me)… they go by this name! Haha—how delightful!

13. George Spelvin

This is the same, only American, and therefore, more just and free. (Also, Christopher Durang named a character in a one-act “George Spelvin”. Oh, Chris… you would.)

12. David Agnew

This is the same, only for a BBC writer who is contractually obligated not to use his real name. Apparently it’s all the rage in the Dr. Who-niverse. PS: Someone explain Dr. Who to me. I hear it’s good, but seriously, I have so little time.

11. Alan Smithee

This is once again the same, only it’s used by American film directors who don’t want to be associated with a particular film. Actual credits include several episodes of Tiny Toon Adventures and the music video for Paula Cole’s “I Don’t Wanna Wait”!

10. Allegra Coleman

Fake model/actress invented by Esquire, portrayed by Ali Larter. Oh, Ms. Larter… remember when you were just happy enough to wear a whipped cream bikini in Varsity Blues. Oh wait, that was three years after this hoax. Um… yikes?

9. Lazlo Toth

So there’s a guy named Don Novello. He used to play Father Guido Sarducci on SNL. He also used to write letters to CEOs under the name Lazlo Toth (as in Laszlo Toth, the dude who tried to kill the Pieta with a chisel). Ah, life.

8. Wanda Tinasky

In short, Ms. Tinasky was a fake bag lady who wrote charming but vitriolic letters to various Northern California newspapers… she was thought to be the creation of Thomas Pynchon, but now it’s believed that she was the brainchild of peripheral Beat poet, Tom Hawkins.

7. Ted L. Nancy

Not Jerry Seinfeld, as so many believed. Still damn funny.

6. The man on the Clapham omnibus (or in Australia, The man on the Bondi Tram)

Am I the only one who finds this phrase indescribably creepy?

5. P.D.Q. Bach

Fictional son of J.S. Bach, invented by Peter Schickele. There’s really nothing like classical musicians telling jokes. Nothing. Nothing like it in the world.

4. Donald Kaufman

HE WON AN OSCAR, PEOPLE. And Donald, we’re all still waiting on The Three… even though it was basically the same plot as Identity. (Go ahead, Peter… collect your Not-Even-the-Fiftieth-Person-to-Say-That Award.)

3. S. Morgenstern

HE WROTE THE PRINCESS BRIDE, PEOPLE. Well, so says William Goldman. But how badass of a first name is S? (Answer: No less badass than using S as your entire middle name… Harry S. Truman.)

2. Taro Tsujimoto

Fictional hockey player drafted in 1974 by Buffalo Sabres general manager Punch Imlach—BECAUSE HE WAS ANNOYED AT HOW LONG THE DRAFT WAS TAKING. “Oh, man… this sandwich is taking so long to be made. I’m just going to invent a person.” Oh, wait… I do that all the time.

1. Sidd Finch

UM, HEY EVERYONE. Sidd Finch is the best thing ever. George Plimpton made him up as part of a Sports Illustrated April Fools’ Day hoax. He was a New York Mets prospect, raised in the Himalayas, schooled in the ways of Buddhism… and impressively gifted with a 168-mph fastball. Plimpton went on to write a book about his creation. I swear to God, you have to read it.

Broken Promises


You made many promises…
You always try so hard to keep them, to make the recipient of the promise happy and content. You broke all the promises that you made to me.
But sometimes, things change. It is out of our control.
No matter how hard we try, it just doesn’t happen the way we planned it to be.
We have no choice but to let go and watch the one we love shed tears because of unfulfilled promises. It break us apart, it can put us to death, but I have to bear the pain and be strong. Tomorrow you'll be sorry.

But, promises are made to be broken, it could tear us apart. This will make me a better person. And i know you know that i deserve someone better than you, so much better.. ;)




Vows are spoken
To be broken

Feelings are intense

Words are trivial
Pleasures remain

So does the pain

Words are meaningless

Vitual Life or This is Life?

Cinta.
haha! kata itu lagi?
Tapi saya rasa (bukan saya pikir) memang cuma kata itu yang bisa membangunkan sekaligus menidurkan saya. Kali ini cinta itu datang dari seseorang yang tidak terlihat. Bertanya? hmm it called virtual love. Terkadang dunia maya sangat menyesatkan hingga saya kembali terjatuh karenanya.

Mungkin saya tak bisa sebutkan "produk" disini, tapi yang jelas manusia ini dilahirkan dengan perbedaan yang sedikit namun cukup signifikan dengan saya. Region and Culture. Dua kata sakral itu (bagi saya) cukup menyakitkan jika melihatnya secara nyata. Karena dalam dunia nyata mungkin saja tidak mungkin untuk bisa jatuh cinta dengan seseorang yang entah siapa, berwujud sepeti apa, entah benar ada atau tidak, dengan Region and Culture yang berbeda. Untuk menyatukan dua manusia dalam satu rumpun saja sulitnya bukan main. Ini lagi..?

Haha, entah anda mengerti atau tidak. Karena dari awal saya membuat blog ini, memang untuk saya dan mungkin jika dipercaya, bisa juga untuk anda.

Saya lelah menutup-nutupi. Sebut saja, Dauf. Who is he? He is my
virtual love life for the last 5 months. He was born in Malaysia. Saya tak tau manusia ini, saya tak kenal manusia ini, tapi yang saya tau manusia yang bisa membuat saya kembali terjatuh setelah dibawanya terbang tinggi. That's life. Terbang.. dan jatuh.. Hmm sebentar lagi saya akan mengubah kata "saya" dengan kata "aku". Karena saya, maaf, karena aku lelah menjadi orang lain. :)

Saat itu kita berjumpa di sebuah situs pertemanan yang sempat menjamur (pada saat itu). Awalnya aku pikir dia tidak akan menjadi aktor di beberapa bagian perjalanan hidupku. Namun entah bagaimana, dia pun masuk ke dalam otak ku, dan secara brutal menutup semua indra milikku. Mata, Hati, Telinga. I don't know his eyes, i don't know his hands, i don't know his smile, his smell, his touch, his breath, anything. and that was freakin me out. Tapi akupun masih bertanya hingga saat ini, dimana mata ku hingga aku tak bisa melihat realitas, dimana hati ku hingga aku tak bisa merasakan hampa, dan dimana telinga ku hingga aku tak bisa mendengar apapun?

Dia. Dia yang telah membangun kepercayaan. Dia yang telah mengajakku terbang tinggi. Dia yang tak terlihat. Dan sekarang dia juga yang telah merusak kepercayaan itu. Dia juga yang telah membiarkanku jatuh dan dia tetap terbang tinggi, entah kali ini bersama siapa. Dan dia juga yang masih tak terlihat hingga saat ini. haha. am i stupid or what?

hingga aku membuat sedikit tulisan... Aku pikir (bukan aku rasa) aku buta pada saat menulisnya.. :)


Tenggelamnya matahari

Satu geggam ribuan pasir putih yang kasar

Bau laut yang khas

Aku larut dalam indahnya angan

Angan, yaa, hanya angan..


Aku disini sesaat terjerumus dalam pikiran semuku tentangmu

Kamu yang ada di hadapanku

Kamu yang melemparkan senyuman hangat

Kamu yang memberikan sentuhan lembut

Namun kembali aku tersungkur, ketika aku tau kamu jauh...


Kamu jauh..

Entah kapan ada di dekatku

Aku menanti seonggok harapan dari kamu

Harapan untuk bahagia

Waktu yang jelas jelas akan menjawabnya..

May 2009

Mungkin kamu akan ada disini, di sampingku

Namun entah hatimu

Entah dimana kapal gagah itu akan berlabuh

Sayang, aku buta akan kamu..


Ketika aku tersadar dalam lamunanku

Tak ada lagi cahaya yang memantulkan keindahan samudra

Dan ribuan pasir yang kugenggam tadi, hilang begitu saja

Hembusan nafas pendek keluar dari bibir

Kaki ini mulai melangkah....tanpa arah...

I need you, stranger..


Dalam lamunanku aku tersadar. "Hey, it was just a dream! WAKE UP! stop your virtual life, and back to your real life. But it's okei, this is life dear.. :)"

Halaman Pertama

Selamat datang di halaman pertama..

Sebenarnya saya kurang bisa membuat catatan yang indah, tapi kalo memang bisa membuat hidup saya (sedikit) lebih tenang setelah membuang tinta hitam itu, mengapa tidak?
Saya Ayumi Astriani. Perempuan 21 tahun yang tidak tau apa-apa. Perempuan lemah, yang sebagian besar hidupnya habis disita oleh perjalanan hidup yang foggy, hmm entah bagaimana menjelaskannya. hehe. Perempuan beraura ke-ungu-an yang selalu (butuh) memakai topeng di depan orang. Perempuan sentive yang selalu bermain dengan pikirannya sendiri di negara yang tidak ada namanya itu di dalam peta. Perempuan yang berjalan sendiri di atas kedua kakinya tanpa ingin bertopang. Perempuan yang ingin terbang tinggi namun sepertinya selalu terjatuh, sakit. Saya beritahu anda dari sekarang, saya hanya perempuan biasa..

Membuat blog ini cukup melewati beberapa step dalam otak saya. Tak ada maksud apapun, saya hanya ingin membuat sebuah catatan hidup mengenai kisah apapun yang saya lihat dan rasakan. Lewat logika dan perasaan yang notabene tak bisa digabungkan namun saya sering sekali ingin bisa menggabungkannya, saya ingin menggurat coretan tipis yang sepertinya hampir tidak begitu bisa terlihat oleh, anda mungkin?

Tak ada yang penting dari blog ini, ini hanya sebuah catatan seorang Ayumi Astriani.. :)