
gelapnya dunia saya rasakan malam itu. dan saya memutuskan untuk menjadi serigala yang hanya melolong disaat tak ada cahaya, saya memberanikan diri untuk bermain ke dalam sebuah dimensi semu demi melihat sebuah ujung jalan sebuah kisah. kisah cliche yang selalu bertengger disetiap diri manusia. cinta. ****
saya bosan terus bermain dalam kata ini. sebuah ruangan mewah nan megah tampak kosong, yang ada hanyalah manusia-manusia yang sesekali singgah dan mengotori lantainya.
saya benar-benar bosan terus bermain dalam kata ini. saya hanya ingin berhenti disebuah ujung terang yang memberikan nafas nyata.
bahkan malam itu pun, disaat saya melolong lantang. tak ada yang berharga yang keluar dari bibir ini. semua hanyalah ucapan kotor yang tak meneteskan embun, bahkan sedikit. Ucapan kotor yang tak berbobot. segala bentuk presepsi, asumsi, dan imajinasi saya jadikan prioritas.
hangat mulai terasa. sesaat saya tersadar akan sambutan cahaya panas dari luar jend ela dipadu dengan suara bising tanda kehidupan. panggilan tuhanpun jelas terdengar, tidak hanya tersirat. dan sebuah keputusan besar saya ambil untuk kata yang saya benar-benar bosan untuk terus bermain itu. saya lelah berlari.
saya lelah bermain petak umpet, dimana saya harus menyamarkan diri.
saya lelah bermain komidi putar, dimana saya harus terus berada di lingkaran yang sama.
saya lelah bermain monopoli, dimana seolah-olah saya harus menjadi orang lain.
saat ini saya hanya ingin menatap lurus kedepan untuk mencari ujung dari sebuah kehidupan, dan sesekali menatap ke belakang untuk terus belajar dari sebuah sejarah.
dan untuk kata yang satu itu, saya tak lagi begitu peduli, setidaknya untuk saat ini. dan saya berani untuk tidak menginjak sebuah ranting kecil untuk dapat bertemu dengan sebuah ranting besar.
terima kasih kepada kalian yang berusaha menarik kuat saya dari belakang . dan untuk yang ada di depan, terima kasih untuk senyumannya (entah tulus atau tidak say tidak begitu peduli, yang penting cukup membuat saya bahagia).
*Ayumi Astriani