Thursday, June 25, 2009

Pikirkan


Cahaya putih datang dimalam kelam.
Binar mata hadir di heningnya hutan.
Angin hangat bertiup di dinginnya pantai.
Ketika kuterjaga, kamu.
Ketika kuterjaga.

Tadinya aku tak percaya cinta.
Tadinya aku tak peduli kasih.
Tapi kamu datang dengan setangkai harapan.
Dan aku, percaya cinta, kasih.

Harapku, kamu disini.
Cairkan bekunya hati.
Inginku, kamu disini.
Ringankan beratnya mimpi.

Terima kasih bulan,
kini aku dapat bertopang.
Atau setidaknya, aku tak lagi berjalan sendiri.
Terima kasih bulan,
detik saat aku melihat langkah,
tak lagi hanya sepasang kaki rapuh yang terlihat.

Please Respect


Saya punya ayah. Saya menyayangi laki-laki ini. Dan pula saya menyayangkan akan kegoisan yang mendominasi. Pemaksaan mendapat tahta tertinggi. Saya bisa apa? Saya hanya prajurit bodoh yang setiap detik harus terus memegang mahkotanya. Saya hanya pion tolol yang tak boleh jauh dari bentengnya.

Apapun yang keluar dari bibir ini, seakan tak bersuara. Apapun yang ingin dijelaskan raga ini, seakan tak terlihat. Aku lelah hidup dengan orang ini. Dia benar. Dia benar. Dan saya salah, saya ulangi, dan saya salah.

Setiap detik saya tak pernah melihat raut indah dalam rumah ini. Rumah yang saya jadikan tempat bernaung ini seperti tak bercahaya. Yang ada hanyalah warna kelam keabuan. Setiap tawa yang menghampiri tak lebih dari sebuah wujud dari kemunafikan. Setiap bahagia yang menghinggapi tak lebih dari sebuah wujud dari kepalsuan. Dan akhirnya.. Topeng yang dia pilih adalah topeng terbaik. Selamat ayah..

(...) : "Semarah2nya gw sama orang ini, gw tetep respect. So please, RESPECT! Thank you.."

14 Untuk Angka 15

Saya telah kehilangan waktu. Lebih dari 14 hari saya tak beri picingan. Untuk sebuah penghargaan besar. Penghargaan sebagai 15 orang terpilih dari 300 orang sebelumnya. Langsung saja saya sebutkan, Abang None Jakarta Kepulauan Seribu 2009.

Sitaan waktu olehnya bahkan membuat saya buta kalender! haha.. Karantina terasa dalam buih. Yaa walaupun tak semenderita itu, tapi masih bisa juga dibilang begitu. ;)

HEY! tapi saat ini, setelah semua selesai, buah yang saya genggam tak terasa sudah lebih dari satu bakul. Perjalanan panjang yang saya lalui beberapa minggu ini ternyata timbul makna. Pengalaman besar menunggu di pelupuk mata. Ah sedap! Hey kamu 2010, brave your self!